Jenis – Jenis Lumpur Pemboran
ZABA dan DOHERTY (1970) mengklasifikasikan lumpur bor
terutama berdasarkan fasa fluidanya : air (water base), minyak (oil base) atau
gas, sebagai berikut :
Fresh Water Muds (lumpur air tawar)
Adalah lumpur yang fasa cairnya adalah air tawar dengan
(kalau ada) kadar garam yang kecil (kurang dari 10000 ppm = 1 % berat garam). Jenis-jenis
lumpur fresh water muds adalah : Spud Mud, Natural Mud, Bentonite – treated
mud, Phosphate treated mud, Organic colloid treated mud, “Red” mud, Calcium
mud, Lime treated mud, Gypsum treated mud dan Calcium salt.
a. Spud
Adalah lumpur yang digunakan pada pemboran awal atau bagian
atas bagi conductor casing. Fungsi utamanya adalah untuk mengangkat cutting dan
membuka lubang di permukaan.b. Natural atau Native (alamiah)
b. Natural Mud
Adalah Material dibentuk dari pecahan-pecahan cutting dalam
fasa cair, sifat-sifatnya bervariasi tergantung formasi yang di bor. Lumpur ini
digunakan untuk pemboran yang cepat seperti pemboran pada surface casing.
c. Bentonite – treated Mud
yaitu mencakup sebagian besar dari tipe-tipe air tawar.
Bentonite adalah material paling umum yang digunakan untuk koloid inorganic
yang berfungsi mengurangi filtrate loss dan mengurangi tebal mud cake.
Bentonite juga berperan untuk menaikkan viscositas.
d. Phospate treated Mud.
yaitu bahan mengandung polyphospate untuk mengontrol viscositas
gel strength dan juga dapat mengurangi filtrate loss serta mud cake sehingga
lapisan mud cake pada dinding bore hole akan menjadi tipis.
e. Organic colloid treated Mud
Material ini telah mengalami penambahan pregelatinized
starch atau carboxymethyl cellulose pada lumpur yang digunakan untuk mengurangi
filtration loss pada fresh water mud.
f. Red Mud
Yaitu material lumpur bor yang mendapatkan warnanya dari
warna yang dihasilkan oleh treatment dengan cautic soda dan gueobracho (merah
tua). Jenis lumpur ini adalah alkaline tannate treatment dengan penambahan
polyphospate untuk lumpur dengan pH dibawah 10.
g. Calcium Mud
Yaitu lumpur yang mengandung larutan calcium (di sengaja).
Calcium bisa ditambah dengan bentuk slake lime (kapur mati), semen, plaster
(CaSO4) atau CaCl2. “Red” atau alkaline – tannate treated
h. Salt Water Mud
Lumpur ini digunakan terutama untuk pengeboran garam massive
(salt dome) atau salt stringer (lapisan formasi garam) dan kadang-kadang bila
ada aliran air garam yang terbor. Filtrate loss-nya besar dan mud- cake-nya
tebal bila tidak ditambah organic colloid, pH lumpur dibawah 8, karena itu
perlu presentative untuk menahan fermentasi starch. Jika salt mud-nya mempunyai
pH yang lebih tinggi, fermentasi terhalang oleh basa. Suspensi ini bisa
diperbaiki dengan penggunaan attapulgite sebagai pengganti bentonite. Adapun
jenis-jenis lumpur salt water mud adalah : Unsaturated salt water mud, Saturated
salt- water mud dan Sodium-Silicate muds.
i.Oil Base Dan Oil Base Emulsion Mud
Lumpur ini mengandung minyak sebagai fasa kontinunya.
Komposisinya diatur agar kadar airnya rendah (antara 3 – 5% volume).Lumpur ini
relatif tidak sensitif terhadap kontaminan, tetapi airnya adalah kontaminan
karena memberi efek negatif bagi kestabilan lumpur ini. Untuk mengontrol
viskositas, menaikkan gel strength, mengurangi efek kontaminasi air dan mengurangi
filtrate loss, perlu ditambahkan zat-zat kimia sebagai bahan additive.
Manfaat oil base mud didasarkan pada kenyataan bahwa
filtratnya adalah minyak karena itu tidak akan menghidratkan shale atau clay
yang sensitif baik terhadap formasi maupun formasi produktif (jadi ia juga
berfungsi untuk completion mud). Kegunaan terbesar adalah pada completion dan
work-over sumur. Kegunaan lain adalah untuk melepaskan drillpipe yang terjepit,
mempermudah pemasangan casing dan liner. Oil base emulsion dan lumpur oil base
mempunyai minyak sebagai fasa kontinu dan air sebagai fasa tersebar. Umumnya
oil base emulsion
mud mempunyai manfaat yang sama seperti oil base-mud, yaitu
filtratnya minyak dan karena itu tidak menghidratkan shale/clay yang sensitif.
Perbedaan utamanya adlah bahwa air ditambahkan sebagai tambahan yang berguna
(bukan kontaminan). Air yang teremulsi dapat antara 15 – 50% volume, tergantung
densitas dan temperatur yang diinginkan (dihadapi dalam pemboran). Karena air
merupakan bagian dari lumpur, maka lumpur ini dapat mengurangi bahaya api, dan
pengontrolan flow propertinya dapat seperti water base mud.
j. Gaseous Drilling Fluid
Digunakan untuk daerah-daerah dengan formasi keras dan
kering. Dengan gas atau udara dipompakan pada annulus, salurannya tidak boleh
bocor. Keuntungan cara ini adalah penetration rate lebih besar, tetapi adanya
formasi air dapat menyebabkan bit balling (bit dilapisi cutting/padatan) yang merugikan.
Juga tekanan formasi yang besar tidak membenarkan digunakannya cara ini.
Penggunaan natural gas membutuhkan pengawasan yang ketat pada bahaya api. Lumpur
ini juga baik untuk completion pada zone-zone dengan tekanan rendah. Suatu cara
pertengahan antara lumpur cair dengan gas adalah aerated mud drilling dimana
sejumlah besar udara (lebih dari 95%) ditekan pada sirkulasi lumpur untuk
memperendah tekanan hidrostatik (untuk lost circulation zone), mempercepat
pemboran dan mengurangi biaya pemboran.
bnayak jenis lumpurnya ya
ReplyDeletealat berat tamper