Pages

Thursday, March 27, 2014

Air Asam Tambang

Air Asam Tambang



Pengertian Air Asam Tambang
Air asam tambang (AAT) atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai “acid mine drainage (AMD)” atau “acid rock drainage (ARD)” terbentuk saat mineral sulphida tertentu yang ada pada batuan terpapar dengan kondisi dimana terdapat air dan oksigen (sebagai faktor utama) yang menyebabkan terjadinya proses oksidasi dan menghasilkan air dengan kondisi asam. Hasil reaksi kimia ini, beserta air yang sifatnya asam, dapat keluar dari asalnya jika terdapat air penggelontor yang cukup, umumnya air hujan yang pada timbunan batuan dapat mengalami infiltrasi/perkolasi. Air yang keluar dari sumber-nya inilah yang lazimnya disebut dengan istilah AAT tersebut.







Gambar 1
Sungai yang Dialiri Air Asam

Air Asam Tambang merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada air asam yang timbul akibat kegiatan penambangan. Hal ini untuk membedakan dengan air asam yang timbul oleh kegiatan lain, seperti penggalian untuk pembangunan pondasi bangunan, pembuatan tambak, dan sebagainya.
AAT adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada air asam yang timbul akibat kegiatan penambangan, untuk membedakan dengan air asam yang timbul oleh kegiatan lain seperti: penggalian untuk pembangunan pondasi bangunan, pembuatan tambak, dan sebagainya.
Pada kegiatan penambangan, beberapa mineral sulfhida yang umum ditemukan adalah:

FeS2           pyrite
Cu2S          chalcocite
CuS            cuvellite
CuFeS2      chalcopyrite
MoS2         molybdenite
NiS             millerite
PbS            galena
ZnS            sphalerite
FeAsS        arsenopyrite

Pyrite merupakan mineral sulphida yang umum ditemukan pada kegiatan penambangan, terutama batubara. Reaksi oksidasi pyrite adalah seperti ditunjukkan oleh reaksi kimia berikut, dengan air dan oksigen sebagai faktor penting. Terbentuknya AAT ditandai oleh satu atau lebih karakteristik kualitas air sebagai berikut.:
nilai pH yang rendah (1.5 – 4)
a. konsentrasi logam terlarut yang tinggi, seperti logam besi, aluminium, mangan, cadmium, tembaga, timbal, seng, arsenik dan mercury.
b. nilai acidity yang tinggi (50 – 1500 mg/L CaCO3)
c. nilai sulphate yang tinggi (500 – 10.000 mg/L
d. nilai salinitas (1 – 20 mS/cm)
e. konsentrasi oksigen terlarut yang rendah
Berdasarkan persamaan kimia dapat diketahui proses pembentukan air asam tambangnya adalah sebagai berikut:

Persamaan 1 :     FeS2 +   7/2 O2   +  H2O  «  Fe+2   +  2 SO4-2  +  2 H+
(Besi sulfida teroksidasi melepaskan besi ferro, sulfat dan asam.)
Persamaan 2 :     Fe+2  +   1/4 O2  +   H+   «  Fe+3  +  1/2 H2O
(Besi ferro akan teroksidasi menjadi besi ferri.)
Persamaan 3 :     Fe+3  +   3 H2O  «  Fe(OH)  +  3H+
(Besi ferri dapat terhidrolisis dan membentuk ferri hidrosida dan asam.)
Persamaan 4 :     FeS2  +  14 Fe+3  +8 H2O «  15 Fe+2  + 2 SO4-2  + 16 H+
(Besi ferri secara langsung bereaksi dengan pirit dan berlaku sebagai katalis yang menyebabkan besi ferro yang sangat besar, sulfat dan asam.)

Berdasarkan hal tersebut diatas, apabila AAT keluar dari tempat terbentuknya dan masuk ke sistem lingkungan umum (diluar tambang), maka beberapa faktor lingkungan dapat terpengaruhi, seperti: kualitas air dan peruntukannya (sebagai bahan baku air minum, sebagai habitat biota air, sebagai sumber air untuk tanaman, dsb); kualitas tanah dan peruntukkanya (sebagai habitat flora dan fauna darat), dsb.
Faktor penting yang mempengaruhi terbentuknya AAT di suatu tempat adalah:
a. konsentrasi, distribusi, mineralogi dan bentuk fisik dari mineral sulphida
b. keberadaan oksigen, termasuk dalam hal ini adalah asupan dari atmosfir melalui mekanisme adveksi dan difusi
c. jumlah dan komposisi kimia air yang ada
d. temperatur
e. mikrobiologi
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pembentukan AAT sangat tergantung pada kondisi tempat pembentukannya. Perbedaan salah satu faktor tersebut diatas menyebabkan proses pembentukan dan hasil yang berbeda. Terkait dengan faktor iklim di Indonesia, dengan temperatur dan curah hujan yang tinggi di beberapa lokasi dimana terdapat kegiatan penambangan, proses pembentukan AAT memiliki karakteristik yang berbeda dengan negara-negara lain, karena memiliki kondisi iklim yang berbeda.

0 komentar:

Post a Comment